SELAMAT DATANG PARA PENGUNJUNG

TRIM4 K45IH D4H P4D4 MW KUNJUNGIN BL0G 4N3


Jumat, 17 Juni 2011

Senjata Betawi

    Senjata merupakan alat kepanjangan tangan manusia dalam pembelaan diri, dalam setiap perkembangannya sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan lingkungan alam. Oleh karenanya sering ditemukan kesamaan model senjata antara satu daerah dengan daerah lain yang letak geografisnya berdekatan. Tidak sedikit dari senjata-senjata itu berakar dari alat pertanian dan perkakas sehari-hari,
    Proses asimilasi dan tranformasi kebudayaan pada suatu daerah, yang meski letak geografis saling berjauhan, memegang peranan yang cukup penting dalam perkembangan model senjata tradisional. Proses ini terjadi pada satu kebudayaan yang mempunyai karakter terbuka, seperti pada kebudayaan Melayu yang dalam perkembangannya banyak dipengaruhi oleh kebudayaan India (abad 1M) dan Cina (abad 16 M).
    Bagi masyarakat Betawi yang menurut arkeologi Uka Tjandrasasmita sebagai penduduk natif Sunda Kelapa (Monografi Jakarta Raya dan Sekitarnya Dari Zaman Prasejarah Hingga Kerajaan Pajajaran (1977), memiliki senjata tradisional yang belum terpengaruh kebudayaan asing sejak zaman Neolithikum atau zaman Batu Baru (3000-3500 tahun yang lalu). Hal ini dapat ditemukan pada bukti arkeologis di daerah Jakarta dan sekitarnya dimana terdapat aliran-aliran sungai besar seperti Ciliwung, Cisadane, Kali Bekasi, Citarum pada tempat-tempat tertentu sudah didiami oleh masyarakat manusia.
    Beberapa tempat yang diyakini itu berpenghuni manusia itu antara lain Cengkareng, Sunter, Cilincing, Kebon Sirih, Tanah Abang, Rawa Belong, Sukabumi, Kebon Nanas, Jatinegara, Cawang, Cililitan, Kramat Jati, Condet, Pasar Minggu, Pondok Gede, Tanjung Barat, Lenteng Agung, Kelapa Dua, Cipete, Pasar Jumat, Karang Tengah, Ciputat, Pondok Cabe, Cipayung, dan Serpong. Jadi menyebar hampir di seluruh wilayah Jakarta.
    Dari alat-alat yang ditemukan di situs-situs itu, seperti kapak, beliung, pahat, pacul yang sudah diumpam halus dan memakai gagang dari kayu, disimpulkan bahwa masyarakat manusia itu sudah mengenal pertanian (mungkin semacam perladangan) dan peternakan. Bahkan juga mungkin telah mengenal struktur organisasi kemasyarakatan yang teratur.

Senjata Tradisional Betawi yang dipakai dalam Maenpukulan

  • Kerakel (Kerak Keling) / Blangkas
    Kerakel (Kerak Keling) merupakan jenis senjata pemukul, merupakan perkembangan dari senjata rotan Ujungan. Orang Betawi Rawa Belong lebih mengenalnya dengan sebutan Blangkas.
Batang pemukul pipih memiliki panjang lebih pendek dari rotan (40-60cm), terbuat dari hasil sisa pembakaran baja hitam (kerak keling) yang dicor. Ujung gagang lancip yang difungsikan juga sebagai alat penusuk. Pada gagang dibuat lebih ringan dengan bahan terbuat dari timah. Agar tidak licin para jawara zaman dulu melapisinya dengan kain. Sekilas bentuk Kerakel mirip dengan Kikir, sejenis perkakas yang difungsikan sebagai pengerut besi.
    Pada akhir abad 17 orang-orang peranakan cina di luar kota memodifikasi kerakel menjadi sebuah bilah dengan dua mata tajam, di sebut Ji-Sau (Ji, berarti dua-Sau, berarti bilah). Seiring dengan perkembangan waktu, lidah masyarakat Betawi memetaforkan kata ji-sau menjadi pi-sau, sekalipun pi-sau hanya bermata satu.

  • Golok
Golok merupakan jenis senjata tajam masyarakat Melayu yang paling umum ditemukan, walaupun dengan penamaan yang berlainan berdasarkan daerahnya. Sebagian besar masyarakat di pulau Jawa sepakat menamakan senjata tajam jenis “bacok” ini dengan golok.
Pada masyarakat Betawi keberadaan golok sangat dipengaruhi kebudayaan Jawa Barat yang melingkupinya. Perbedaan diantara keduanya dapat dilihat dari model bentuk dan penamaannya, sedangkan kualitas dari kedua daerah ini memiliki kesamaan mengingat kerucut dari sumber pande besi masyarakat Betawi mengacu pada tempat-tempat Jawa Barat, seperti Ciomas di Banten dan Cibatu di Sukabumi.

  • - Golok Gobang
Golok Gobang, adalah golok yang berbahan tembaga, dengan bentuk yang pendek. Panjang tidak lebih dari panjang lengan (sekitar 30cm) dan diameter 7cm. Bentuk Golok Gobang yang pada ujung (rata) dan perut melengkung ke arah punggung golok, murni digunakan sebagai senjata bacok. Di Jawa Barat model Golok Gobang ini dinamakan Golok Candung. Bentuk gagang pegangan umumnya tidak menggunakan motif ukiran hewan, hanya melengkung polos terbuat dari kayu rengas. Masyarakat Betawi tengah menyebutnya dengan istilah “Gagang Jantuk”.
Bilah golok gobang polos tanpa pamor atau wafak yang umum dipakai sebagai golok para jawara, dengan diameter 6cm yang tampak lebih lebar dari golok lainnya

  • - Golok Ujung Turun
Golok jenis ini adalah golok tanding dengan ujung yang lancip, panjang bilah sekitar 40cm, dengan diameter 5-6cm. Umumnya golok Ujung Turun ini menggunakan wafak pada bilah dan motif ukiran hewan pada gagangnya. Gagang dan warangka golok lebih sering menggunakan tanduk, hal ini dimaksudkan sebagai sarana mengurangi beban golok ketika bertarung. Di Jawa Barat golok jenis ini merupakan perpaduan antara jenis Salam Nunggal dan Mamancungan.

  • - Golok Betok & Badik Badik
Golok Betok adalah golok pendek yang difungsikan sebagai senjata pusaka yang menyertai Golok Jawara, begitupun Badik Badik yang berfungsi hanya sebagai pisau serut pengasah Golok Jawara. Kedua senjata tajam ini digunakan paling terakhir manakala sudah tidak ada senjata lagi di tangan.

           Siku

Orang Betawi menyebutnya sebagai Siku, karena bentuknya yang terdiri dari dua batang besi baja yang saling menyiku atau menyilang. Ujung tajam menghadap ke lawan. Dalam setiap permainan siku selalu digunakan berpasangan. Dalam istilah lain senjata tajam jenis ini disebut Cabang atau Trisula.


Dirgahayu Jakarta, Juni 2008
Jali Jengki
————-Wawancara, Narasumber, Koresponden:
-H. Nunung (Sesepuh Maenpukulan Betawi Rawa Belong)
-A. Sanusi (Sesepuh Maenpukulan Pusaka Jakarta dan PPS Putra Betawi)
-Baba Nahali (Sesepuh Maenpukulan Bongkot-Sinan Kampung Makasar)
-Ki Dalih (Sesepuh Maenpukulan Pi Atu dan mantan Praktisi Ujungan tahun
50an di Bekasi)
Sumber tulisan:
-JJ. Rizal, Sejarah Orang Betawi
-Ridwan Saidi, Eksistensi Melayu Betawi, Glosari Betawi
-Senjata Tradisional Nusantara

Sejarah Kebetawian

    Diawali oleh orang Sunda (mayoritas), sebelum abad ke-16 dan masuk ke dalam Kerajaan Tarumanegara serta kemudian Pakuan Pajajaran. Selain orang Sunda, terdapat pula pedagang dan pelaut asing dari pesisir utara Jawa, dari berbagai pulau Indonesia Timur, dari Malaka di semenanjung Malaya, bahkan dari Tiongkok serta Gujarat di India.
    Antropolog Universitas Indonesia, Dr. Yasmine Zaki Shahab, MA memperkirakan, etnis Betawi baru terbentuk sekitar seabad lalu, antara tahun 1815-1893. Perkiraan ini didasarkan atas studi sejarah demografi penduduk Jakarta yang dirintis sejarawan Australia, Lance Castle. Di zaman kolonial Belanda, pemerintah selalu melakukan sensus, yang dibuat berdasarkan bangsa atau golongan etnisnya. Dalam data sensus penduduk Jakarta tahun 1615 dan 1815, terdapat penduduk dari berbagai golongan etnis, tetapi tidak ada catatan mengenai golongan etnis Betawi.

    Rumah Bugis di bagian utara Jl. Mangga Dua di daerah kampung Bugis yang dimulai pada tahun 1690. Pada awal abad ke 20 ini masih terdapat beberapa rumah seperti ini di daerah Kota. Hasil sensus tahun 1893 menunjukkan hilangnya sejumlah golongan etnis yang sebelumnya ada. Misalnya saja orang Arab dan Moor, orang Jawa dan Sunda, orang Sulawesi Selatan, orang Sumbawa, orang Ambon dan Banda, dan orang Melayu.

 

Suku Betawi

    Pada tahun 1930, kategori orang Betawi yang sebelumnya tidak pernah ada justru muncul sebagai kategori baru dalam data sensus tahun tersebut. Jumlah orang Betawi sebanyak 778.953 jiwa dan menjadi mayoritas penduduk Batavia waktu itu.
    Antropolog Universitas Indonesia lainnya, Prof Dr Parsudi Suparlan menyatakan, kesadaran sebagai orang Betawi pada awal pembentukan kelompok etnis itu juga belum mengakar. Dalam pergaulan sehari-hari, mereka lebih sering menyebut diri berdasarkan lokalitas tempat tinggal mereka, seperti orang Kemayoran, orang Senen, atau orang Rawabelong.
    Pengakuan terhadap adanya orang Betawi sebagai sebuah kelompok etnis dan sebagai satuan sosial dan politik dalam lingkup yang lebih luas, yakni Hindia Belanda, baru muncul pada tahun 1923, saat Husni Thamrin, tokoh masyarakat Betawi mendirikan Perkoempoelan Kaoem Betawi. Baru pada waktu itu pula segenap orang Betawi sadar mereka merupakan sebuah golongan, yakni golongan orang Betawi.
    Ada juga yang berpendapat bahwa orang Betawi tidak hanya mencakup masyarakat campuran dalam benteng Batavia yang dibangun oleh Belanda tapi juga mencakup penduduk di luar benteng tersebut yang disebut masyarakat proto Betawi. Penduduk lokal di luar benteng Batavia tersebut sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional. Hal ini terjadi karena pada abad ke-6, kerajaan Sriwijaya menyerang pusat kerajaan Tarumanagara yang terletak di bagian utara Jakarta sehingga pengaruh bahasa Melayu sangat kuat disini.
    Selain itu, perjanjian antara Surawisesa (raja Kerajaan Sunda) dengan bangsa Portugis pada tahun 1512 yang membolehkan Portugis untuk membangun suatu komunitas di Sunda Kalapa mengakibatkan perkawinan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis yang menurunkan darah campuran Portugis. Dari komunitas ini lahir musik keroncong.

 

Setelah kemerdekaan

    Sejak akhir abad yang lalu dan khususnya setelah kemerdekaan (1945), Jakarta dibanjiri imigran dari seluruh Indonesia, sehingga orang Betawi — dalam arti apapun juga — tinggal sebagai minoritas. Pada tahun 1961, 'suku' Betawi mencakup kurang lebih 22,9 persen dari antara 2,9 juta penduduk Jakarta pada waktu itu. Mereka semakin terdesak ke pinggiran, bahkan ramai-ramai digusur dan tergusur ke luar Jakarta. Walaupun sebetulnya, ’suku’ Betawi tidaklah pernah tergusur atau digusur dari Jakarta, karena proses asimilasi dari berbagai suku yang ada di Indonesia hingga kini terus berlangsung dan melalui proses panjang itu pulalah ’suku’ Betawi hadir di bumi Nusantara.

 

Bahasa

    Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing.
    Ada juga yang berpendapat bahwa suku bangsa yang mendiami daerah sekitar Batavia juga dikelompokkan sebagai suku Betawi awal (proto Betawi). Menurut sejarah, Kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di Sundapura atau Sunda Kalapa, pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kalapa, jauh sebelum Sumpah Pemuda, sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional.
    Karena perbedaan bahasa yang digunakan tersebut maka pada awal abad ke-20, Belanda menganggap orang yang tinggal di sekitar Batavia sebagai etnis yang berbeda dengan etnis Sunda dan menyebutnya sebagai etnis Betawi (kata turunan dari Batavia). Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari Cihideung dan kemudian berubah menjadi Cideung dan tearkhir menjadi Cideng), dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik[1] yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris. Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi.

 

Seni dan kebudayaan

    Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang Kromong, Rebana Tanjidor dan Keroncong.
    Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing. Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tiongkok, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an.
    Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa. Mereka adalah hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu.

 

Kepercayaan

    Orang Betawi sebagian besar menganut agama Islam, tetapi yang menganut agama Kristen; Protestan dan Katholik juga ada namun hanya sedikit sekali. Di antara suku Betawi yang beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini wajar karena pada awal abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda mengadakan perjanjian dengan Portugis yang membolehkan Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kalapa sehingga terbentuk komunitas Portugis di Sunda Kalapa. Komunitas Portugis ini sekarang masih ada dan menetap di daerah Kampung Tugu, Jakarta Utara.

 

Profesi

    Di Jakarta, orang Betawi sebelum era pembangunan orde baru, terbagi atas beberapa profesi menurut lingkup wilayah (kampung) mereka masing-masing. Semisal di kampung Kemanggisan dan sekitaran Rawabelong banyak dijumpai para petani kembang (anggrek, kemboja jepang, dan lain-lain). Dan secara umum banyak menjadi guru, pengajar, dan pendidik semisal K.H. Djunaedi, K.H. Suit, dll. Profesi pedagang, pembatik juga banyak dilakoni oleh kaum betawi. Petani dan pekebun juga umum dilakoni oleh warga Kemanggisan.
    Kampung yang sekarang lebih dikenal dengan Kuningan adalah tempat para peternak sapi perah. Kampung Kemandoran di mana tanah tidak sesubur Kemanggisan. Mandor, bek, jagoan silat banyak di jumpai disana semisal Ji'ih teman seperjuangan Pitung dari Rawabelong. Di kampung Paseban banyak warga adalah kaum pekerja kantoran sejak zaman Belanda dulu, meski kemampuan pencak silat mereka juga tidak diragukan. Guru, pengajar, ustadz, dan profesi pedagang eceran juga kerap dilakoni.
    Warga Tebet aslinya adalah orang-orang Betawi gusuran Senayan, karena saat itu Ganefonya Bung Karno menyebabkan warga Betawi eksodus ke Tebet dan sekitarnya untuk "terpaksa" memuluskan pembuatan kompleks olahraga Gelora Bung Karno yang kita kenal sekarang ini. Karena asal-muasal bentukan etnis mereka adalah multikultur (orang Nusantara, Tionghoa, India, Arab, Belanda, Portugis, dan lain-lain), profesi masing-masing kaum disesuaikan pada cara pandang bentukan etnis dan bauran etnis dasar masing-masing.

 

Perilaku dan sifat

    Asumsi kebanyakan orang tentang masyarakat Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam segi ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Padahal tidak sedikit orang Betawi yang berhasil. Beberapa dari mereka adalah Muhammad Husni Thamrin, Benyamin Sueb, dan Fauzi Bowo yang menjadi Gubernur Jakarta saat ini .
    Ada beberapa hal yang positif dari Betawi antara lain Jiwa sosial mereka sangat tinggi, walaupun terkadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius. orang betawi juga sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin dari ajaran orangtua (terutama yang beragama islam), kepada anak-anaknya. Masyarakat betawi sangat menghargai pluralisme. hal ini terlihat dengan hubungan yang baik antara masyarakat betawi dan pendatang dari luar Jakarta.
    Orang betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.
    Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan sebagian besar masyarakat betawi masa kini agak terpinggirkan oleh modernisasi di lahan lahirnya sendiri (baca : Jakarta). namun tetap ada optimisme dari masyarakat betawi generasi mendatang yang justreu akan menopang modernisasi tersebut.

Selasa, 14 Juni 2011

bir Pletok

Bir Pletok, anyone? Bir ini tidak seperti bir pada umumnya. No alcohol contained in it! Dan bahan dasarnya juga sangat berbeda dengan bir konvensional. Pertama kali nyicip, rasanya nggak mirip bir sama sekali! Lebih deket ke jamu atau wedang uwuh cuma lebih hangat dan ada sesuatu yang bikin rasanya khas, yaitu rasa pedas tapi bukan jahe, melainkan kombinasi tiga rempah yang memang biasa digunakan sebagai perasa pedas pada makanan sehari-hari, yaitu lada hitam, cabe jawa, dan serai atau sereh. Tapi tenang, rasa pedas yang dimaksud nggak seperti cabe rawit yang panas di mulut. Rasa pedas cuma buat penyegar, sisanya turun ke badan yang bakal menghangatkan (apalagi kalau lagi kesepian, LHO?).

Namanya juga dibuat dari rempah, udah pasti banyak khasiatnya. Contohnya kayu secang yang terkenal sebagai pengusir panas dalam, atau jahe yang bisa ngobatin masuk angin. Bisa diminum kapan aja dan nggak tergantung cuaca, lho! Kalo cuaca lagi panas, kasih batu es sebagai pelepas dahaga yang sehat. Kalo cuaca lagi dingin, minum anget-anget! Asik kan? Dan biarpun nggak pakai pengawet, bir pletok ini cukup tahan lama, lho! Jika disimpan di kulkas dia bisa tahan sampai 5 bulan. Bir kebanggaan orang Jakarta ini hampir punah, makanya keberadaannya harus kita pertahankan.

Pembuat bir pletok cuma ada beberapa di Jakarta. Dan mereka berusaha membudidayakan minuman ini agar orang tidak melupakan minuman yang segar berkhasiat ini. Meski tiap pembuat bir pletok mempunyai ramuan yang khas untuk mencirikan daerah masing-masing, tapi tidak menjadi masalah karena bahan dasar tetap dipertahankan untuk menjaga rasa. Namun bagaimana jika kita ingin membuat bir pletok untuk diminum sendiri? Gampang kok, Ibu Rosiah berbaik hati memberikan resep turun temurun ini kepada solfacorners.

Resep Bir Pletok untuk 500ml

Bahan:

•    120gr kayu secang yang sudah diserut*
•    2 ruas jahe merah
•    5 butir kapulaga
•    1 sdt lada hitam*
•    2 buah cabe jawa*
•    2 lembar daun pandan
•    1 batang kayu manis*
•    1 batang sereh*
•    2 lembar daun jeruk purut
•    3 butir cengkeh
•    650ml air
•    Gula pasir* sesuai selera

Keterangan: *bahan dasar yang harus ada. Jahe merah bisa diganti jahe biasa. (nggak tau bentuknya? coba di google, pasti ketemu!)

Semua bahan kecuali gula, daun pandan dan sereh sebaiknya di haluskan terlebih dahulu. Boleh di blender, tapi lebih baik jika di grind atau di ulek. Setelah itu, masukkan semua bahan kedalam air. Tunggu sambil diaduk sampai mendidih. Setelah mendidih, diamkan sampai agak hangat, lalu saring hasil rebusan tadi. Voila! Bir Pletok siap di minum. Jika kurang manis tambahkan gula dan jika terlalu kental tambahkan air panas. Jika ingin diminum dingin tambahkan es batu (doh!).

Rabu, 30 Maret 2011

mo bikin dapur ni..

Dapur adalah salah satu ruangan terpenting di rumah yang harus dijaga agar bersih dan 'sehat'. Dapur memiliki peranan penting. Karena di sinilah bahan makanan yang diperlukan bagi kehidupan penghuninya diolah menjadi makanan yang siap untuk disajikan dan disantap.
Dapur yang tidak sehat akan mempermudah pertumbuhan bak-teri dan virus, yang dapat me-racuni makanan serta mem-pengaruhi kesehatan manusia penghuninya. Dapur juga sangat rentan terhadap keamanan, ka-rena di dalamnya terdapat ber-bagai peralatan, sumber daya, dan bahan bakar. Karena itulah dapur harus selalu terjaga kesehatan dan keamanannya.
Terkadang ada keluarga yang lebih memperhatikan ruang tamu atau ruang keluarga, karena ruangan tersebut 'terlihat' oleh tamu yang datang, sehingga wajib dijaga agar rapi dan bersih. Sementara dapur yang letaknya di belakang dibiarkan saja kotor, becek, dan jorok. Padahal jika kesehatan dan keamanan dapur Anda tidak diperhatikan, kese-hatan keluarga Anda dapat ter-ancam. Apalagi keluarga yang masih memiliki anak-anak kecil. Jika sering sakit, tumbuh kembang anak pun dapat terhambat.
Apa yang mesti diperhatikan untuk menciptakan dapur yang sehat dan aman? Berikut ini faktor-faktor penting yang wajib Anda cermati:

1.Saluran udara

Pastikan area dapur memiliki ventilasi atau saluran yang baik untuk sirkulasi udara. Bukaan tidak hanya pada satu sisi saja melainkan pada dua sisi atau lebih, supaya tercipta ventilasi silang. Mengapa saluran udara diperlukan? Hal ini disebabkan karena gas-gas yang keluar dari asap memasak maupun gas kompor (NO2 � Nitrogen Dioksida) dapat meracuni udara di dapur dan seluruh rumah. Maka dari itu, pastikan bahwa asap dan uap dari hasil proses memasak segera dialirkan keluar dan digantikan dengan udara segar. Udara yang berputar ini juga dimaksudkan untuk menghindari timbulnya bau tak sedap di dapur.
Untuk menunjuang perputaran udara di dapur, Anda juga dapat menggunakan exhaust fan. Exhaust fan dapat membantu me-ngeluarkan asap dan uap dari proses masakan, karena exhaust fan menghisap udara dan menarik minyak di dalam ruang ke luar ruangan. Perlu diperhatikan juga, exhaust fan sebaiknya dibersih-kan secara teratur agar dapat berfungsi optimal. Kemudian, jika ternyata tak mungkin untuk memberikan saluran udara yang me-madai di dapur Anda, pasang alat elektronika tambahan di atas kompor Anda yang disebut cooker hood, yang berfungsi menghisap asap yang timbul aktivitas memasak.

2. Pencahayaan

Pastikan area dapur Anda cukup mendapatkan cahaya matahari. Pencahayaan alami dari matahari penting peranannya bagi dapur. Selain diperlukan untuk penerangan dan membunuh bibit-bibit bakteri, juga dapat menghindarkan dapur dari binatang peng-ganggu, seperti kecoa dan tikus yang menyenangi sudut-sudut ruangan yang gelap dan lembab.
Dapur juga sebaiknya memiliki pencahayaan buatan yang cukup terang sebagai pengganti cahaya alami. Penerangan buatan harus memadai (tidak redup dan tidak silau) untuk melakukan setiap pekerjaan dan melihat perubahan warna makanan. Penerangan yang terlalu redup atau terlalu terang dapat menyebabkan mata tegang.

3. Material dapur

Pilihlah material dinding yang tahan terhadap panas dan uap. Keramik banyak digunakan sebagai dinding dapur, karena selain kuat dan mudah dibersihkan, harganya pun lebih terjangkau dari-pada granit. Hindari penggunaan dinding bertekstur karena celah-celahnya akan sulit dibersihkan dan dapat menjadi timbunan kotoran, debu, dan minyak.
Hindari juga penggunaan asbes pada plafon dapur, karena asbes yang rontok akan menjadi serbuk yang dapat menjatuhi makanan terhidang di dapur. Sebaiknya gunakan gipsum atau kayu dengan sambungan yang rapat.
Untuk lantai sebaiknya pilih material lantai yang tidak licin, karena area dapur rentan sekali tepercik minyak dan air.
Saat membuat kitchen set, pastikan area memasak tidak dibuat dari benda-benda yang mudah terbakar, seperti bahan kayu lapis. Sebaiknya pilih material yang tahan terhadap api dan panas untuk counter top kitchen set Anda, di antaranya seperti, stainless steel, granit, dan keramik.

4. Peralatan

Gunakan peralatan elektronik Anda�seperti lemari es, dishwasher, rice cooker, dispenser, dan microwave seefisien mungkin. Per-alatan elektronik tersebut membutuhkan energi listrik yang sangat besar dan dapat mengakibatkan efek radiasi elektromagnetik. Awasi peletakkannya, jangan sampai peralatan tersebut mudah terekspos dengan air yang bisa membuat pemakainya kesetrum. Selain itu, jauhkan kompor dengan jendela agar nyala api tidak tertiup angin dan tirai jendela tidak mengarah ke nyala api.
Gunakan peralatan makan dari material keramik/porselen daripada menggunakan plastik, karena zat kimia yang terdapat pada plastik dapat mengkontaminasi makanan. Hal ini juga berlaku jika Anda memanaskan makanan dengan microwave.

5. Kebersihan

Sebaiknya bersihkan dapur dari minyak dan remah-remah makanan setiap kali Anda selesai memasak untuk menghindari tumbuhnya bakteri dan jamur. Buanglah sampah dapur paling tidak satu kali dalam sehari. Sampah yang tidak dibuang lebih dari satu hari berpotensi tumbuhnya bakteri dan jamur, yang jika dibiarkan dapat mengganggu kesehatan penghuninya.
Ganti serbet dan lap di dapur sesering mungkin, karena serbet sering digunakan untuk mengelap sesuatu yang kotor. Serbet tangan juga begitu halnya, sering diganti karena begitu banyak tangan yang memakainya.
Hal yang jarang sekali mendapat perhatian adalah sink atau bak cuci piring. Sink adalah lokasi yang paling banyak kumannya, bahkan lebih banyak dari toilet. Hal ini disebabkan karena toilet disiram dengan air bersih setiap hari, sementara setelah mencuci piring, orang sering meninggalkan sink dalam keadaan kotor, dengan bekas-bekas air cucian dan makanan tertinggal begitu saja. Gunakan sikat khusus untuk membersihkan sink setiap harinya dan bersihkan dengan soda kue untuk mempertahankan kilau stainless steel pada sink.
Perhatikan juga busa pencuci piring. Kebiasaan meninggalkan spons pencuci piring di dalam air sabun adalah salah, karena bakteri bisa berkembang di air, apalagi air yang bersentuhan dengan busa bekas mencuci. Akibatnya, spons akan dipenuhi bakteri, dan bayangkan apa yang terjadi jika Anda menggunakan spons tersebut untuk mencuci piring. Cuci busa setiap kali selesai mencuci piring dan letakkan di tempat yang kering.
Selain itu, cermati pemakaian air ledeng di dapur. Air ledeng dari tanah atau air PAM tidak dapat terjamin kehigienisannya, dan terkadang mengandung kuman dan zat-zat tertentu yang bisa berakibat buruk bagi tubuh. Untuk mengolah makanan, gunakan air yang sudah direbus sampai mendidih. Atau boleh juga menggunakan air mineral yang terjamin kualitasnya. Lebih baik lagi jika Anda memiliki filter (penyaring) air untuk mengurangi bakteri dan virus yang mungkin terkandung di dalam air, sehingga air yang dikonsumsi lebih terjamin kebersihan dan kesehatannya.
Biasakan untuk membersihkan nampan penampung air di bawah lemari pendingin, paling tidak dua kali dalam setahun. Jika tidak rutin dibersihkan dapat berpotensi tumbuhnya jamur. Perhatikan juga tempat menampung air di bawah kucuran dispenser, sering-seringlah membuang tampungan airnya dan membersihkan wadahnya.

6. Keamanan

Biasakan Anda tidak menyimpan dan menyemprotkan pestisida atau obat serangga untuk memberantas hewan pengganggu (semut, kecoa, tikus, dan sebagainya) di area dapur. Umumnya obat serangga bersifat neurotoxic (racun yang mengganggu syaraf) dan mengandung karsinogen. Jika terpaksa menyemprot-kan obat serangga, pastikan ventilasi dibuka lebar-lebar dan tutupi semua makanan, bahan makanan, atau bumbu dapur agar tidak terkena racun serangga tersebut.
Kemudian yang harus diperhatikan adalah jangan pernah me-nyemprotkan obat serangga saat kompor dalam keadaan menyala. Api bisa menyulut gas yang disemprotkan dan mengakibatkan bahaya kebakaran besar. Benda-benda yang terkena semprotan juga akan terbakar dan bahkan orang yang memegang semprotan-nya bisa langsung tersambar dan terbakar.
Awasi juga mengenai bahaya kebocoran pada tabung gas. Gas yang bocor dan menguap di seluruh ruangan akan mudah tersulut api jika kompor dihidupkan. Hal ini telah banyak memakan korban luka dan korban jiwa, karena itu awasi regulator tabung gas Anda, jangan sampai terjadi kebocoran.
________________________________________
Dengan langkah-la ngkah sederhana tersebut, dapur Anda akan menjadi ruang vital dalam sebuah rumah yang sehat dan aman bagi keluarga Anda. Jangan pernah menyepelekan dapur, karena dapur yang sehat dapat menjamin kesehatan seluruh keluarga.



dikutip dari orang :http://www.hanyawanita.com/_food/kitchen_solution/article.php?article_id=9027

Rabu, 16 Maret 2011

motor

Pusing juga mikirin motor nih. apa sebae nya ngganti baru aja ya'. bukan ape2, pan masing oke supra x 125 ane, selipun maren baru aje ganti plat nomer ( da 5 taon cing). setela dipikir2, tar aje dah gantinye, kalu doku nye dah ngijinin.

Pikiran mo ke kb jeruk, gudangnye sperpat motor sono, cuman berhubung skrg musim ujan mulu, lagian smanget belon ade nih, di tamba lagi dompet lagi kurang tebel ni. jadi dah molor2 peginye.

akhirnye berhubung ban dpan ude mengkin polos, ngeri juga klu di jalan da papa. jadi dah jalan keiling2 di sekiteran slipi palmerah. setela cecelingukan kanan kiri, dapet dah nyoba2 brenti di toko cina. pas tanya2, eh murah juga. ban luar depan cpe' ceng sekalian pasang, ude dah suruh pasangin skalian tu cina, ane mah ogah blepotan.

tinggal nyari ban dalem nih, tar dah klu sempet ke kb jeruk kota sonoh, skalian jaln2 iseng, ngkali aje dapet barang bagus.... mudah2 doku ga kburu kempes lagi ni.. doa in yee..

Senin, 07 Maret 2011

pajak

Pajak


Pok Salme


Bang Jiun


Pok salme

Bang Jiun


Pok salme





Bang Rohim



Bang jiun




Bang rohim


Bang Jiun

Bang rohim













Bang Jiun






Bang rohim



Bang jiun


Bang rohim


Pok salme

Bang Rohim

Pok Salme

Bang rohim



Pok salme

Bang Rohim

Pok salme

Bang rohim

Pok salme


:


:


:

:


:





:



:




:


:

:













:






:



:


:


:

:

:

:



:

:

:

:

:



Un, tau kaga’ lu kalo bulan maret nni orang-orang mo pade lapor pajak, ngarti pajak ga lu..

Lah ngarti pok.. mpok ni nyang sok tau. Emang nyang dilaporin pajak paan saye Tanya..?

Nah pajak penghasilan.. lu tau?

Nah pan gua ga gajian, seari-ari cuman ngojeg… ga seberape pok hasilnye, masa iye masi dipajakin juge.. tege bener

Bukannye gitu un, lapor pajek bukan brrti musti bayar.. nah pan cuman lapor doing.. lagian ga semuanye orang bayar pajak ko. Nyang kena bayar pajak cuman nyang penghasilannya gde doangan. Nah kite2 nyang cuman sgini gininye cumin lapor doing, tapi ga bayar, ntu juge kate orang si..

Assalamualaikum…. Lagi rame nih.. bole nimrung ga ni.
Kupinye pok atu.. Mulut lagi asem ni.
Eh ade elu un, ngupi juge lu, mang dah dapet rejeki gini ari..?

Ade si bang, cuman bwt ngupi ma tempe goreng mah..
Ono noh pok salme.. katenye semue orang musti lapor pajak.. mang bener bang? Nah kalo gaji kita gde si kaga’ ngapa-ngapa. Nah kalu saye…. Nyang seari dapet dua ari kaga’ pgimane..

Na sabar un…. Baru gue mo ngupi, bacot lu dah banyak aje.. tenang aje dulu.. tar gue kasi tau, setau gue..

Maap dah bang…. Abang ngupi dulu dah, dikit aje tapi yak’

Ah elu… gua gedig juge lu.. “samber bang rohim bcande

“Bgini Un, pok…” kate bang rohim mulai ngjelasin.
 Emang ye… nyang namenye kite idup, kite musti berbagi ame sesame… ntu dulu lu catet un..
Nah kan kite tiap ari liwat jalanan, bikin ktp gratis, berobat mure di puskesmas, bensin mure, dan sebage nye. Ntu duitnye dari mane… kantong sape nyang nanggung? Pengusahe? Pejabat? Artis? Nah kaga juge….. ntu semue dari kantong kite semue.. lu tau berape biaya buat bikin jalan? Berobat ? semuanye muahhhaaall… mengke dari ntu kite semue musti kudu saweran buat bikin negare nni jalan, bise bikin jembatan, jalan, dll.
Lu ngarti kaga’ un… manggut manggut aje ke’ ayam gue lu..

Ngarti dah bang..
Oo jadi pajak ntu buat kite-kite juge ye….
Baru ngeh aye bang…
Na trus jamin ga kalu pajak nyang kita bayar ntu ga di makan ame orang pajak.. ke’ gayus ntu bang…
Berabe dong kalo iye… kaga’ rela aye bang..

Nah emang lu bayar pajak berape un..? berape juta? Nah lapor doang aje lu masi mikir-mikir, ke’ dompet tanggung bulan aje…
Lu paham ga nyang setadian gue jelasin?

Nah… segituan aje..
Kaga’ bang…

Ah paya lu…. Cape-cape gue jelasin… ampe dower ni bibir gue.
Nah elu pok, ngarti..?

Nah aye jangan disamain ma bang jiun dong..

Ngarti kaga’..?

Kaga’ bang..

Ah same nye lu bedua…. Ude ah gua mo caw dulu.. tar bos gue nanyain lagi. Tar liwat kantor pajak sekalian lapor….
Berape pok semuenye..?

Juh rebu aje…

Ya ude

Ya ude pgimane…?

Ya ude tambain ma catetan nyang kmaren…

Yaa…. Abang, katenye pinter…. Ngutang-ngutang juge…. Paya dahh…

Bang jiun cuman nongton sembari nyengir kuda…..

Jumat, 28 Januari 2011

Intro

Mungkin dah nasib kali ye jadi aparat. dimane-mane gampang bener disalahin, padahal kerja dah pade betul nurutin aturan, teuteup ajeee disalahin. Mang enak kalu cuman nyalahin doangan mah. Gw bingung juge ma orang2, knape jadi pade kgk suka ma aparat ya'. Gw yakin kagak semua orang pade tau kalu sebenernye tuh aparat yg mereka salahin, ledek2, me di 'cengin bisa malu setengeh mati.

Gw inget waktu tempo ari pas peristiwa mbah priok. Nah kan ada tuh petugas satpol PP yang jadi korban pemukulan, digebukin, ditendangin, dibacok, ditimpukin, bahkan ampe ada yg mati. Kebayang ga ma tu orang2 kalu petugas yg jadi korban ntu juga org kecil yg ga punya duit. Die cuman nurutin perintah atasannye doang, masa die ampe mati gitu...?? gw yakin yg bunuh tu org pade masuk neraka semue.. biarpun niatnye belain makam keramat (wali). Tau ga tuh kalu ternyata yg jadi korban juga jemaah mesjid mbah priok...?? klu ude bgini sape coba yg tanggungjawab..? na yang diatas cuma bise ngomong dukacita doang. muke gile pade.....

Nah sekarang orang pajak nyang jadi sasaran. Orang bilang si enak jadi orang pajak, digaji dah tinggi, dah jadi orang kaya. Nyatanya...? ga semua org pajak jadi kaya. Yang kaya mah teuteup aje yg jadi pejabatnye. Kasus gayus bener2 bikin instansi pajak remuk, semuanye kena getahnye. Mungkin belon banyak yg tau kalu index korupsi di Indonesia jadi naek, salah satunya ya peran dari reformsi di dirjen pajak. Coba dah sekali-kali maen ke kantor pajak, trus tanya2 ama yg ngurusin pajak disitu (WP). bandingin pelayanannya ama instansi pemerintah yg laen, jauuuu....h lebi bae sekarang. Petugas pajak sekarg byk yg muda2, dinamis, kreatif, familiar, ga mata duitan lagi.

Emang si banyak juga yg ga suka ama program reformasi Dirjen pajak, soale sekarg ga banyk lagi ptugas pjk yg mao di nego in. Tapi susahnya ya itu, susah2 ngebangun sistem yg bener, gara2 kasus atu dua, jadi (seolah-olah) semuanye jadi brantakan. Ga cuman yg di jakarta, hampir seluruh petugas pajak se indonesia kena getahnya. Kenanya macem2, mulain dari dikatain koruptor, makan duit rakyat, kerja ga becus, makan gaji buta, keteraluan (udah digaji gde tetep korup), bahkan ade petugas pajak yg anaknya ga mau sekolah gara-gara temen2 sekola nya ngatain bapaknya koruptor.

Seharusnya si orang ga boleh melihat masalah cuman dari sebelah sisi doang. Cari dong info knape bgini kenape begitu, apa iye kaya gitu..? nah nni kaga'. maen nyangkain aje kalu "ORANG PAJAK KORUPTOR SEMUA", GILE SEMUA TU ORANG. Kalu orang pajak mao... bise aje pade mogok kerja, biar tau rasa pade. Biarin aje penerimaan negara kga ade nyang ngurusin, biarin aje PNS pade kga di bayar (secara, mereka dibayr pke duit pajak), biarin aje anggota DPR kga gajian, kaga plesiran, biarin aje rakyat sakit kga ade yg ngurusin, biarin aje negara ini bangkrut ga pnya duit, biarin aje jalanan rusak kga dibetulin, biarin aje subsidi sekolah dicabut, biarin aje subsidi BBM brenti. MANG PADE MAO BEGITU...? BUBARIN SEKALIAN DIRJEN PAJAK.

Sape tuh yang katanya ngaku2 asosiasi pembayar pajak? emang die ngewakilin sape? rakyat yg mane? bayar pajak dah pade bener belon? semuanye ngerasa bener sndiri.... mang ngurusin negara ga pake duit...? negara maju aje penerimaan terbesarnya dari pajak.... PADE TAU KAGA LUH..??

Anggota dewan juga tuh ( yg katanya terhormat, tapi sering bolos ma tidur mulu..), ada ga jaminan kalu mereka dah ngurusin pajak en bayar pajak pade bener? kalu lu mao tau.... banyak anggota dewan n pejabat yg baru punya NPWP pas ude jadi pejabat.... Ntu NPWP juga ga tau dipake ape kaga. jangn2 cuman formalitas doang.

Kesel nih gue....

Ada lagi ni, ada gitu orang yg minta berkas wajib pajak semau-maunya.... ape die ga ngeh kalu data wajib pajak ntu rahasia? logikanya, mang dia mau klu berkas pajak dia diubek2 orang laen...?? ngha ngha ngha... padahal di UU KUP yg terakhir die yg bikin, baca dong pasal 34 nya. Na die yg bikin, die juga yg mao ngancurin. kayanya pas lagi ngebahas UU, Banyakan pade tidur ngkali yee... tapi gaji mah jalan terus (malah minta tambahan mulu)..

Uda ah, mengkin dibahas mengkin eneg gw...